Mengawali Home schooling di Bandung

Alhamdulillah, kami tinggal di Bandung. Kota yang nyaman , damai, dan di masa lalu sejuk . sekarang? yaaaahhh....gak sejuk-sejuk amat, terkadang aja ...hehe


Mama Maliki dan Fati memutuskan Maliki akan Home schooling. Home schooling ( selanjutnya disebut HS), bukan yang sekolah di ruko -ruko itu yaaah ! HS Maliki di sini, maksudnya adalah orangtuanya yang bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan Maliki.

Weh...gaya banget!

Gaya? enggak kok, bukan karena sok gaya mirip artis, kami memutuskan HS karena nggak sependapat dengan kurikulum Kementrian Pendidikan dan pesan-pesan sponsor dari penerbit buku pelajaran (beberapa ya).

Gimana...gimana maksudnya?

Alasan no. 1. Yaah...dari salah satu saudara kami yang menjadi guru Bimbel, ia mengatakan :sebenarnya kurikulum yang suci murni dari kemendiknas Indonesia, pelajaran SD nggak berat banget. Hanya saja, kurikulum ini sering dilibas oleh para guru dengan cara men- drill anak didik. Memberikan anak-anak SD pe-er banyak, hafalan banyak...sehingga kurikulum tadi dianggap cupu ( polos dan gak keren).

Kemudian untuk mengisi kesederhanaan kurikulum kemendiknas tadi, tampillah beberapa penerbit buku memberikan soal-soal yang "waww..wah... wuaduh". Singkat kata, anak-anak usia 7 tahun hingga 12 tahun yang masih senang bermain itu harus dan dipaksa mengunyah buku-buku yang "waaw...wah...wuaduh" itu. dan bimbel juga menyambut keadaan ini, bimbel bergerak di tingkat SMP, dan SMU, kadang kelas 4, 5, 6 SD. Miris ya?

Saya (mamanya Maliki) tidak rela anak saya berkurang jatah mainnya. Biarlah anak saya puas bermain.
Nanti jadi bodoh dong?!....hehehee kata siapa?

Di dalam bermain juga terkandung pelajaran. Percayalah.

Alasan ke-2. Saya tidak setuju dengan kurikulum Indonesia yang masih belum menghargai multiple intelegensia. Yaitu, setiap anak mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Ibaratnya anak itu (umpama aja ) ada yang seumpama cheetah, ikan, burung elang, singa. Nah, masak ujiannya seragam. "Kalian harus tes berenang ! yang cepat renangnya, berarti rangking satu!" Ya elah...jelas sang ikan yang menang. Dan....yang penting nih, pelajaran budi pekerti dan akhlak lebih penting daripada pelajaran hafal-hafalan . (masak yang dihafal  tugas camat dan lurah....lhaaa.....aneh nggak sih).

Akhirnya, karena sering membaca web www.rumahinspirasi.com, saya sejak awal tahun 2013, saya sudah ikut webinar yang diselenggarakan www.rumahinspirasi.com , webinar tentang segala sesuatu mengenai Homeschooling.

Insha Allah kami siaaaaaaaaaaaaappp!!

Nah, alhamdulillah, ada komunitas (kumpulan keluarga-keluarga ) di kota Bandung yang juga menganut HS. Alhamdulillaaahh.... ceritanya dilanjut nanti yes :)