Selasa, 19 Mei 2015

Sabtu, 16 Mei 2015, ikutan acara Helarfest 2015

Helarfest adalah salah satu acara yang diprakarsai oleh BCCF ( Bandung Creative City Forum).

Terlebih untuk mengikuti gelaran  KAA yang diadakan begitu meriah di Bandung, maka , Helarfest diadakan tanggal 16 Mei 2015.

TK PicuPacu  ( tempat Ifa sekolah dan mantan TK nya Maliki) juga ambil bagian, yaitu gerakan anak-anak Bandung B'rani Menggambar. 

Berikut foto-foto Maliki dan Hanifah (Ifa) :




Kamis, 14 Mei 2015

Tabah ya Maliki...! Kamu bisaaaa ( sosialisasi...oh sosialisasi...)

Maliki Qalbun Salim kan sudah beberapa bulan bermain (dan belajar) di sebuah komunitas . Nah komunitas ini ada beberapa anak laki-laki , ada yang usia 10 tahun, 9 tahun, namun jarang yang usianya 8 tahun sepantaran Maliki. Anak-anak perempuan juga ada, tapi Maliki males berteman dengan perempuan, hehe.

Kemarin, sekitar awal Mei 2015, Maliki curhat lagi ke saya (mamanya ) dan ke Fati (bapaknya). Begini obrolan kami... saya (S), Maliki (M), Fati (F).

M : Mama..... di sana kan ada **** (nama seorang anak laki-laki yang usianya kurang lebih 9- 10 tahun), terus kami lagi tugas bikin gambar. Maliki gambaar...gambar semaunya Maliki. Terus **** bilang 'kamu gambar apa itu?!'  Maliki bilang, ini gambar orang . Terus dia teriak gini 'Ah Maliki gak tau seni! you dont know art!' 

S : dia bilang gitu?

M : Iya Mama... dia bilang Maliki gak tau seni.

S : haduuhh... ada-ada aja tu anak. (sedikit emosi). Sini, mama bawa Maliki ke toko karpet (kebetulan saya lagi menyetir mobil dekat toko karpet). Tuuhhh, perhatikan karpet yang dipajang. 

M : iya Maliki sudah lihat. Kenapa Ma?

S  : Dia tuh ngomong "nggak tau seni" cuma asal ngomong aja dia. Seni itu adalah ekspresi. Lihat toko karpet itu .... ada yang cuma garis-garis  sreet sreett... warnanya nabrak, eehh dibeli orang kan? karena seni itu kreasi. Tidak ada yang boleh mengatakan gambar orang jelek atau tidak tau seni. Ada juga karpet yang bunga lekuk-lekuk, yaa ada juga pembelinya. Jadi seni itu tidak boleh dihina.

M : kenapa **** bilang gitu ya ke Maliki?

S : Nggak taulah, kayaknya kan dia dulu pernah masuk sekolah tuh (pernah mengenyam dunia sekolah formal). Orang-orang di dalam sekolah itu ada yang omongannya kasar, suka mem-bully , nah kemungkinan dia dapat bad influence dari sekolah dia dulu.

F : Bilang sama dia, bapak aku yang sekolah di seni rupa aja nggak pernah bilang ke orang lain "kamu nggak tau seni!" Seni itu expression , selera tiap orang  yang membuat suka atau tidak suka. 

M : Selera itu apa?

F : Selera itu maksudnya , kesukaan. Misalnya ada orang yang selera sama sate, ada yang enggak, ada orang selera sama nasi dingin, ada yang enggak. 

M : Maliki kaget dia bilang gitu ke Maliki

F : Makanya kita gak boleh jadi seperti orang yang gak baik. Dia ngomong gitu, sebenarnya mau bilang dia nggak suka dengan gambar Maliki. Dan karena dia umurnya lebih tua daripada Maliki, dia  jadi sok mem-bully Maliki. Maliki jangan gitu ya kalau sudah besar.

M : Aku harap aku bisa revenge ke dia

F : Jangan revenge Mal. Dia itu kasihan, mungkin orangtuanya suka ngomong gitu , atau kalau bukan orangtuanya yaaa lingkungan bermain dia dulu, misalnya tempat dia sekolah dulu... suka mengejek, dan mengejek itu dianggap biasa bagi dia.


M : Jadi aku harus gimana ?

F : Maliki bilang aja , bapak aku sekolah di seni rupa, tidak pernah menghina gambar orang.  Dan coba bermain dengan anak lain.  Oh ya Sayang, sering-sering yaaa omongin apapun ke Fati dan ke Mama apaaaaa saja yang terjadi  sama Maliki. Oke Sayang?

M : iya Fat. 






Minggu, 03 Mei 2015

Hebatnya Malikiiiii...tepuk tangan untuk Malikiiii !!

Jadi begini, beberapa hari yang lalu (bulan April 2015 ) , Maliki bercerita bahwa  ia kadang-kadang di perlakukan tidak adil (tidak menyenangkan secara sikap) di tempat bermainnya oleh seseorang.

Begini percakapannya dengan kami (mamanya dan bapaknya / Fati ) :

Maliki :" Si ***** (nama seorang anak) itu nggak suka sama Maliki. Katanya Maliki jangan ngomong Inggris!"

(Maliki memang terkadang memasukkan vocab Inggris ke percakapannya).

Mama :" Bilang aja , kalau gak suka, kan aku ngomongnya sama kakak ( yang dituakan di tempat itu)."

Maliki : " Iyaa...katanya, kalau ngomong Inggris jangan di sini, di Inggris aja."

Fati (F): " Bilang aja, emang aku mau ke Inggris kok nanti."

Maliki : "Iyaa..tapi dia tetep marah. Kalau nggak ada anak laki-laki lain, baru dia mau main sama Maliki, kalau ada anak laki-laki lain, dia ajak semuanya musuhan sama Maliki. Maliki cuma berteman sama  ******  aja deh . He is the only one that want to make a friend with me."

F : " Hmmm..... di dunia ini memang kadang ada orang-orang yang menyebalkan Mal. Maliki harus tau itu. Di manapun ada. Lain kali jangan di pikirin banget. 
Maliki nggak mau lagi ke sana?"

Maliki : " Aku... aku tetap mau, karena di sana pelajarannya dan kakak-kakak nya asyik."


hadeehh...
Mama cuma SALUT sama Maliki.

Anak tidak bersekolah tapi sudah bisa me-manajemen  gaya-gaya aneh pertemanan. Di usianya yang 8 tahun!

Jujur, mama selama sekolah dulu nggak pernah 'digencet' (istilah anak Jakarta) oleh teman-teman dan oleh anak senior.

 Bravo Malikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!